Minggu, 19 Desember 2010

Beda Hua-Chiao ; Hua-Ren dan Hua-Yi


Belum lama ini tepatnya pada tanggal 01 Oktober 2009 telah diadakan peringatan Hari Kemerdekaan RRT , diadakan dalam suasana kemegahan yang cukup membuat dunia berdecak terkagum-kagum, mereka menggelar parade militer dengan menampilkan seluruh Alutsista nya yang sangat modern yang mereka punyai sekarang , berbagai Rudal mereka gelar mulai dari Rudal Ati Pesawat sampai Rudal Antar Benua yang semua adalah buatan mereka sendiri, berbagai persenjataan canggih dan mutakhir lainnya juga mereka pamerkan , seluruh dunia tidak akan menyangka kalau kemajuan yang dicapai oleh Tiongkok sudah sejauh itu , dalam Acara tersebut juga menampilkan Ajungan yang mewakili para Hua Chiao yang bertebaran diseluruh dunia.

Tetapi selain bicara mengenai kemajuan-kemajuan yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Tiongkok , kita juga harus bicara dan memperjelas mengenai pemakaian sebutan Hua-Chiao , Hua-Ren dan Hua-Yi, dan tentunya juga mengenai sikap kita orang Tionghoa di Indonesia terhadap kemajuan-kemajuan tersebut.

Dalam masyarakat Tionghoa di Indonesia ini masih terjadi kerancuan dan kekaburan pengertian dalam menggunakan sebutan tersebut.

Banyak yang mengira bahwa sebutan Hua-Chiao adalah sebutan untuk seluruh orang Tionghoa yang tinggal di Manca Negara didunia ini diluar Tiongkok, termasuk mereka yang sudah menjadi warga Negara dimana mereka tinggal, ini adalah pengertian yang salah , lalu yang benar ?.

Yang benar bahwa sebutan Hua-Chiao adalah lebih tepat untuk orang Tionghoa yang tinggal di Manca Negara diluar Daratan Tiongkok tetapi masih berkewarga-negaraan Tiongkok.

Sedangkan sebutan Hua-Ren adalah untuk orang-orang yang nenek moyangnya berasal dari Daratan Tiongkok tetapi sudah menjadi Warga Negara di tempat mereka tinggal, khusus untuk orang Tionghoa di Indonesia biasanya disebut sebagai Hua-Yi.

Suksesnya penyelenggaraan pesta Olimpiade Beijing 008 dan Parade 1 Oktober 2009 yang megah itu oleh Pemerintah Tiongkok itu tidaklah perlu ditanggapi dengan euforia yang berlebihan, kita bolah saja turut bergembira dan menyambut baik atas kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh Tiongkok sebagai Negara leluhur kita , setidaknya kita boleh berharap dengan kemajuan yang dicapai Tiongkok itu bisa menciptakan keseimbangan kekuatan didunia sehingga membuat dunia ini menjadi lebih damai dan harmonis, disamping itu kita sebagai Warga Negara Indonesia harus dapat belajar dari mereka dan berharap Negara kita ini mendapatkan pelajaran untuk mengejar ketertinggalannya.

Kita harus sadar sepenuhnya bahwa kita orang Tionghoa di Indonesia ini telah menjadi Warga Negara Republik Indonesia yang kita cintai bersama , bahwa kita ini telah lahir di Indonesia , mencari penghidupan di Indonesia dan ingin mati juga dibumi Indonesia ini, hubungan kita dengan Daratan Tiongkok hanyalah sekedar hubungan Budaya , Kekerabatan dan Garis Keturunan ( Nenek Moyang ) , Tidak Lebih .

Jadi perlu ditegaskan bahwa kita orang Tionghoa di Indonesia ini adalah Hua-Yi dan sama sekali Bukanlah Hua-Chiao seperti yang diwakili dalam anjungan Hua-Chiao pada waktu perayaan dan parade 1 Oktober 2010 di Tien An Men.

Sebagai Warga Negara Indonesia yang baik , kita harus terjun kedalam Mainstream bangsa Indonesia dan bahu-membahu dengan komponen Bangsa yang lain untuk mengangkat Negara kita ini dari kemiskinan , meningkatkan pendapatan , memajukan pendidikan dan turut serta berperan dalam berbagai bidang lain untuk kemajuan Indonesia, kita berharap Negara kita ini dapat mengejar ketertinggalannya dan menjadi Negara yang terpandang didunia.